BAB I
PEMBUKAAN
1.1 Latar Belakang
Peran Teknologi Informasi (TI) dalam memacu pertumbuhan ekonomi dunia, paling tidak menyangkut dua sisi. Sisi pertama adalah mendorong permintaan atas produk-produk TI itu sendiri, seperti komputer, jaringan Internet dan lain-lain. Sisi kedua adalah memudahkan transaksi bisnis, terutama bisnis keuangan, di samping juga bisnis-bisnis umum lainnya. Harapan terhadap TI tentu tidak terbatas pada masalah yang hanya disebutkan di atas. Derasnya arus informasi diharapkan akan mampu memberi peluang kepada banyak orang untuk mengakses informasi. Hal ini tentu saja akan berperan besar dalam meningkatkan kualitas manusia sehingga lebih terpelajar, terdidik dan bahkan lebih berperadaban. Ini tentu berlaku jika informasi dipandang sebagai sumber pokok pengetahuan termasuk pengembangan keilmuan serta peradaban itu sendiri.
Dengan di temukan berbagai macam teknologi yang mendukung menyebabkan perkembangan teknologi informasi demikian pesat, dimana setiap informasi yang ada didunia ini dapat kita dapatkan dengan waktu yang relatif singkat. Diyakini bahwa teknologi informasi akan menjadi motor utama dan vital dalam pertumbuhan ekonomi dunia ke depan. Teknologi informasi juga dipandang sebagai hal yang amat vital dalam perluasan kesempatan belajar serta perolehan informasi masyarakat di dunia. Kegagalan negara-negara berkembang dalam mengikuti akselerasi teknologi informasi, akan membuat mereka tidak mempunyai kesempatan berpartisipasi penuh di dalam masyarakat informasi dan masyarakat ekonomi dunia.
1.2 Tujuan
Menjelaskan pengertian TI dan konsep keunggulan kompetitif Sistem Informasi Akuntansi (SIA) bagi pereusahaan modern.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Empat Era Perkembangan Teknologi Informasi
Tidak dapat disangkal, bahwa salah satu penyebab utama terjadinya era globalisasi yang datangnya lebih cepat dari dugaan semua pihak adalah karena perkembangan pesat teknologi informasi. Implementasi internet, e-commerce, EDI dan sebagainya telah menerobos batas-batas fisik antar negara. Penggabungan antara teknologi komputer dan telekomunikasi telah menghasilkan suatu revolusi di bidang teknologi informasi. Data atau informasi yang pada zaman dahulu harus memakan waktu berhari-hari untuk diolah sebelum dikirimkan ke sisi lain di dunia ini, tapi saat ini dapat dilakukan dalam hitungan detik. Inilah ke-empat era perkembangan teknologi informasi ditinjau dari segi penggunaannya dari waktu ke waktu :
2.1.1. Era Komputerisasi
Periode ini dimulai sekitar tahun 1960-an ketika minikomputer dan mainframe diperkenalkan kepada perusahaan. Kemampuan komputer untuk menghitung yang sedemikian cepat menyebabkan banyak sekali perusahaan yang memanfaatkannya untuk keperluan pengolahan data. Pemakai komputer di masa ini ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, karena terbukti untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu, menggunakan komputer jauh lebih efisien (dari segi waktu dan biaya) dibanding dengan mempekerjakan berpuluh-puluh SDM untuk hal serupa. Pada era tersebut belum terlihat suasana kompetisi yang sedemikian ketat. Jumlah perusahaan pun masih relatif sedikit. Kebanyakan perusahaan besar secara tidak langsung memonopoli pasar-pasar tertentu, karena belum ada pesaing yang berarti. Hampir semua perusahaan besar yang bergerak dalam bidang infrastruktur pada saat itu membeli perangkat komputer untuk membantu kegiatan administrasi.
2.1.2. Era Teknologi Informasi
Kemajuan teknologi digital yang dipadu dengan telekomunikasi telah membawa komputer memasuki masa-masa revolusinya. Di awal tahun 1970-an, teknologi PC mulai diperkenalkan sebagai alternatif pengganti minikomputer. Dengan seperangkat komputer yang dapat ditaruh di meja kerja (desktop), seorang manajer atau teknisi dapat memperoleh data atau informasi yang telah diolah oleh komputer (dengan kecepatan yang hamper sama dengan kecepatan minikomputer bahkan mainframe).
Kegunaan komputer diperusahaan tidak hanya untuk meningkatkan efesiensi, tapi juga untuk mendukung terjadinya proses kerja yang lebih efektif.
Kegunaan komputer diperusahaan tidak hanya untuk meningkatkan efesiensi, tapi juga untuk mendukung terjadinya proses kerja yang lebih efektif.
2.1.3. Era Sistem Informasi
Teori-teori manajemen organisasi secara intensif mulai diperkenalkan di awal tahun 1980-an. Teori yang paling banyak dipelajari dan diterapkan adalah mengenai manajemen perubahan (change management). Pada hampir semua kerangka teori manajemen perubahan ditekankan pentingnya teknologi informasi sebagai salah satu komponen utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan yang ingin menang dalam persaingan bisnis. Seperti pada kedua era sebelumnya yang lebih menekankan pada unsur teknologi, pada era manajemen perubahaan yang lebih ditekankan adalah sistem informasi, karena komputer dan teknologi informasi merupakan komponen dari sistem tersebut. Kunci keberhasilan perusahaan di era tahun 1980-an adalah penciptaan dan pengusaaan informasi secara cepat dan akurat.
2.1.4. Era Gloibalisasi Informasi
Ketika sebuah seminar internasional mengenai internet diselenggarakan di San Fransisco pada tahun 1996, para praktisi teknologi informasi yang dahulu bekerja sama dalam penelitian untuk memperkenalkan internet ke dunia industri pun secara jujur mengaku bahwa mereka tidak pernah menduga perkembangan internet akan menjadi seperti ini. Ibaratnya mereka melihat bahwa yang ditanam adalah benih pohon ajaib, yang tiba-tiba membelah diri menjadi pohon raksasa yang tinggi menjulang. Sulit untuk menemukan teori yang dapat menjelaskan semua fenomena yang terjadi sejak awal tahun 1990-an, namun fakta yang terjadi dapat disimpulkan sebagai berikut :
Tidak ada yang dapat menahan lajunya perkembangan teknologi informasi. Keberadaannya telah menghilangkan garis-garis batas antar negara dalam hal flow of information. Tidak ada negara yang mampu mencegah mengalirnya informasi dari atau keluar negara lain, karena batasan antar negara tidak dikenal dalam dunia maya. Penerapan teknologi seperti LAN, WAN, GlobalNet, Internet, Intranet, Ekstranet, semakin hari semakin merata dan membudaya di masyarakat. Terbukti sangat sulit untuk menentukan perangkat hukum yang sesuai dengan bukti dan efektif untuk menangkal segala hal yang berhubungan dengan penciptaan dan aliran informasi.
2.2. Konsep Keunggulan Kompetitif Dalam Operasional Perusahaan
Dalam mengimplementasikan konsep e-business, terlihat jelas bahwa meraih keunggulan kompetitif (competitive advantage) jauh lebih mudah dibandingkan mempertahankannya. Secara teoritis hal tersebut dapat dijelaskan karena adanya karakteristik sebagai berikut:





Melihat kenyataan di atas, perusahaan harus memiliki kriteria-kriteria (critical success factors) dan ukuran-ukuran (performance indicators) yang dapat dijadikan sebagai barometer sukses tidaknya perusahaan dalam memiliki dan mempertahankan keunggulun kompetitif tertentu. Beberapa teori keunggulan kompetitif di dunia maya menganjurkan agar paling tidak 7 (tujuh) aspek harus menjadi perhatian dari sebuah perusahaan, yaitu masing-masing:







Perusahaan dikatakan memiliki keungguluan kompetitif jika sanggup menjadi pemimpin (penguasa market share) dibandingkan dengan pesaing lainnya di industri yang relatif sama. Ditinjau dari aspek kepada pelanggan, perusahaan berhasil menciptakan sebuah pendekatan baru dan unik di dalam mengelola komunikasi dan interaksi dengan pelanggannya. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk mendapatkan sebuah suasana yang kerap diistilahkan dengan “customer intimacy”; jalinan keakraban antara pelanggan dengan perusahaan sehingga mereka selalu loyal dengan perusahaan tersebut.
2.3. Pemanfaatan Teknologi yang Kompetitif
Strategi bisnis yang paham akan perubahan tentu selalu mengaitkan dengan unsur perubahan yang paling dimensif, yaitu teknologi. Kemampuan menyerap informasi dari perkembangan teknologi baik unsur perangkat keras maupun perangkat lunak merupakan wujud dari kepekaan akan nilai-nilai persaingan bisnis dan wujud strategi bisnis.
2.4. Membangun kemitraan
Sehebat apapun strategi bisnis dan sebesar apapun perusahaan harus tetap membangun hubungan kemitraan baik dengan supplyer, relasi dan pesaing, kenapa? Yang paling bahaya dalam unsur produksi bukan faktor produk pesaing namun bagaimana mitra pemasok dapat mendukunng percepatan dan kinerja bidang produksi.Misal ditengah mendapatkan order yang sangat banyak, sang pemasok bahan baku mengalihkan ke perusahaan lain. Siapa yang rugi??? Membangun kemitraan juga dapat dijalin dengan pesaing, contoh adalah adanya ATM bersama antar bank. Siapa yang untung?Pelanggan bank dan mediator sangat diuntungkan. Kemitraan dengan pesaing,pelanggan dan mediator.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.1.1. 7 (tujuh) aspek harus menjadi perhatian dari sebuah perusahaan yaitu :







3.1.2. Empat Era Perkembangan Teknologi Informasi




3.1.3. Pemanfaatan Teknologi yang Kompetitif yang artinya Kemampuan menyerap informasi dari perkembangan teknologi baik unsur perangkat keras maupun perangkat lunak merupakan wujud dari kepekaan akan nilai-nilai persaingan bisnis dan wujud strategi bisnis.
3.1.4. Membangun kemitraan adalah suatu usaha perusahaan untuk mendapatkan rekan kerja atau patner baik dalm negeri maupun luar negeri.